Pelantikan Ketua-Ketua Lembaga OKJP FT-UH

Hari Kebangkitan Nasional yang ke 103,yah hari kebangkitan yang tiap Tanggal 20 Mei itu, yang katanya dari beberapa sumber adalah hari dimana pergerekan memperjuangkan kemerdekaan kita dimulai. Tapi bertepatan dengan hari kebangkitan tahun ini OKJP FT-UH kembali bisa tersenyum lebar merekah berkat datangnya pemimpin baru yang dilantik petang kemarin.
Disela-sela peringatan Hari Kebangkitan Nasional, keceriaan tampak terlihat dilantai dasar Rektorat Universitas yang katanya terbesar diIndonesia Timur. ada Pengurus-pengurus baru HMP FT-UH dan juga Ketua baru DMMP FT-UH. Namun sayang beribu sayang, tak seorangpun wakil dari Pejabat teras kampus yang menampakkan batang hidungnya, entah mereka sudah dikabari atau belum namun tentu saja ini akan menjadi sebuah pertanyaan bagi beberapa warga OKJP FT-UH maupun OKFT-UH.
Lupakan Pejabat teras kampus, yang jelas sang penerus sudah mendapatkan “teropong” dari Nahkoda OKJP periode lalu, ada banyak agenda yang belum terselesaikan, diantaranya KMT yang berlarut-larut hingga rasanya menjadi hambar tak karuan, tak jelas siapa figur yang akan menjadi penerus, meskipun beberapa suara-suara sumbang masih biasa terdengar, namun tak kunjung juga ada yang tampil gagah berteriak “AKU SIAP!”, mungkin masih ragu-ragu sayapun tak tahu.
Saya Cuma terkadang berfikir,mengapa saat ini rasa menggebu-gebu seperti setahun lalu kami alami hilang bak ditelan gelar “ST” yang tidak jauh dan tidak pula terasa dekat, apakah memang itu hal lumrah dialami orang orang pada fase yang kami alami saat ini? Mengingat hal tersebut pernah pula terjadi pada angkatan sebelumnya. Jika mengingat kepaniatiaan terakhir kami di Teknik, kami sering kali mendengar dan mendapatkan materi tentang metode yang akan kami terapkan di sosialisasi calon anggota baru OKFT-UH,yaitu grafik Kondisi Individu, sehingga kadang saya berfikir mungkinkah itu yang terjadi kepada kami, setelah terjadinya klimaks di tingkat jurusan lalu terdapat rentan waktu yang cukup lama akibat kongres yang terlalu lama bersengketa pada persoalan Bahasa dan bentuk Administrasi sehingga menimbulkan rentan waktu yang panjang dan lumayan membosankan, sehingga setelah melewati klimaks tadi para calon pemimpin di OKFT-UH ini kehilangan momentumnya.
Jujur sejujur-jujurnya dari hati yang paling jujur dan terasa jujur saya mengucapkan terima kasih yang tiada taranya berkat Ilmu Administrasi yang saya dapat di OKFT-UH, ketika berkunjung ke BEM fakultas lain, belum saya dapatkan Administrasi yang lebih “Baik” dibanding yang diterapkan di Teknik saat ini , atau buruknya mungkin saja ada tapi saya tak memperoleh kabarnya dan mendapatinya, tak mengapalah kita ambil sampel yang saya peroleh saja, toh ini merupakan OPINI semata. Tapi saya agak terheran-heran dibuatnya ketika Administrasi yang begitu baik, tatanan yang begitu “Wah-nya” namun mungkin sangat minim kontribusinya kepada masyarakat, kita terus saja berkutat dengan persoalan-persoalan Internal, bahasa PDO maupun keformalitas-formalitasan lainnya. Tak pernahkah kita berfikir diluar kotak sekali dua kali saja? apa gunanya Musyawarah berlarut-larut dengan bahasa hukum dan kamus-kamus bahasa Indonesianya jika hanya menghambat pergerakan Siswa-siswa yang dijuluki “MAHA” apa untungnya kongres-kongres itu jika pada hakekat kita sebagai Agen of change terhalangi cahaya silau kemilau retorika-retorika dihadapan palu sidang semata?, seberapa efektifkah jalannya Social of control dibawah kendali Presidium sidang dibanding seorang pemimpin defenitif? Yah sudalah itu hanya sedikit pertanyaan-pertanyaan bodoh yang tak perlu dicarikan jawabannya atau membentuk paradigma berfikir, lebih baik kembali kita menyusun PDO kita agar bisa terkontrol dibawah kendali PDO dan struktur yang jelas.
Kita kembali kepelantikan atau kemarin disebut “Serah Terima jabatan” yang kebetulan berlangsung sore tepat dihari kebangkitan nasional, mudah-mudahan Perkapalan dan Teknik bangkit dari tidur panjangnya untuk membangunkan Kampus katanya-katanya dan katanya ter-beken-ini di kota daeng, yang juga bernama si Pahlawan Nasional cerdas itu, dari hipnotis “WORLD UNIVERSITYnya” sehingga si Mahasiswa tak lupa bahwa dirinya adalah Mahasiswa yang punya Tri Dharma yang harus diamalkan (Bukan Dihapalkan). Saya sedikit berharap sebenarnya karena ketua himpunan baru”KU” sempat mengatakan dalam awal pidatonya “Saya bukan orang yang Formal-Formal Amat”katanya (Muh.Randi RJ.Red), pastilah Insya Allah kita akan tercerahkan dengan pemimpin baru, dengan gaya baru, elegan dan bebas Pencitraan yang katanya-katanya dan katanya diNegri ini diperkenalkan oleh Presidenku, Amin.
Terakhir saya ucapkan selamat datang buat salah seorang dari banyak legenda Perkapalanyang sempat hadir kemarin, Selamat datang diTeknik Ala Kami. Saya sempat mengingat sedikit tamparan dari seorang kawan (yang mudah-mudahan akan sarjana juga) “Membusuklah dengan Gelar Sarjanamu kawan”

Salam Pelantikan!
(The Big Mouth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar