KODE ETIK SEORANG INSINYUR


Dalam dunia teknologi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang profesi seperti engineer. Hal-hal tersebut yaitu pendidikan berbasis teknologi yang cukup, pelatihan dan pengalaman yang memadai di bidang teknologi, serta harus menjaga kode etik profesi/insinyur untuk menjadi seorang engineer yang profesional. Kode etik yang mengatur tentang apa saja yang perlu dan tidak dilakukan oleh seorang insinyur untuk memunculkan kualitas tersendiri.
Insinyur memiliki tugas memikirkan dan menciptakan sebuah inovasi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai tambah. Dalam menjalankan profesinya, insinyur harus memiliki sebuah integritas atau kejujuran tinggi dan mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadinya, insinyur tidak boleh menggebu-gebu dalam melaksanakan suatu proyek seperti memanipulasi data secara asal-asalan sehingga tidak menghasilkan produk yang bermanfaat bahkan merugikan banyak pihak.
Seorang insinyur tidak hanya terus berpikir tentang apa yang sudah didapatkan ilmunya, tapi harus terus mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya melalui inovasi dan gagasan-gagasan baru yang berbasis teknologi yang multiguna. Dalam mengembangkan suatu bentuk inovasi baru, hal-hal mengenai keselamatan, keamanan bagi lingkungan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan karyanya harus dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, bagi para insinyur berlaku prinsip “Safety First”.
Mahasiswa yang menjadi calon insinyur harus dapat mengerti dan memaknai kebiasaan-kebiasaan sehat yang harus diperhatikan. Enam hal penting yang harus menjadi kebiasaan seorang engineer atau calon engineer adalah sebagai berikut. Pertama, seorang calon insinyur harus dapat membangun konsep diri yang jelas, bertanggungjawab atas hasil belajar, karya, dan apa yang dikerjakannya serta proaktif. Kedua, harus mampu membiasakan diri belajar terus-menerus melalui siklus membaca-mengalami-menulis sehingga akan menjadi seorang professional yang berpengalaman. Ketiga, calon insinyur harus berorientasi pada tujuannya, tidak sekedar ikut-ikutan dan tidak berprinsip, serta harus mampu membiasakan diri bahwa belajar adalah sebuah proyek pribadi yang akan dikembangkan sesuai dengan tujuan pribadi.
Keempat, hal yang juga penting dipertimbangkan adalah kesadaran akan waktu dan prioritas. Untuk itu, tujuan yang harus jelas akan mempengaruhi terhadap efisiensi waktu dan prioritas belajar yang harus diperhatikan dan difokuskan. Putting first thing first adalah sebuah pembelajaran, bahwa sebelum melakukan sesuatu, seorang calon insinyur harus mempunyai prioritas dan target waktu yang jelas untuk mencapai tujuan tertentu. Kelima, belajar untuk kemenangan kelompok, bukan hanya untuk pribadi melalui cooperative learning. Seorang insinyur harus mampu bekerja dalam tim, menghargai pendapat anggota tim, dan memberikan kontribusi tersendiri bagi kelancaran dan kesuksesan kerja tim. Kebiasaan terakhir adalah belajar dan berusaha untuk memahami sebelum dipahami dengan sudi mendengarkan dengan penuh empati sehingga seorang insinyur akan mampu bekerja tim secara intelektual dan emosional tanpa harus menimbulkan sebuah permasalahan baru.
Etika seorang mahasiswa teknik, calon insinyur, insinyur dalam bidang apapun cenderung sama. Jadi, entah seseorang akan menjadi insinyur di bidang industri, kemaritiman, sipil dan perencanaan, teknologi informasi, dan lain-lain, tetap harus memperhatikan kode etik yang ada sehingga akan tercapai tujuan yang baik. Dalam dunia kemaritiman yang cenderung keras juga begitu, selain mampu berpikir dan bertindak, insinyur kemaritiman khususnya mahasiswa lulusan teknologi kelautan juga harus memperhatikan kode etiknya sehingga antara ilmu sains dan teknologi dapat berkembang baik untuk mencapai sebuah prospek kerja yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar