Sejarah Singkat Teknik Perkapalan Univesitas Hasanuddin

Riwayat Singkat Teknik Perkapalan Univesitas Hasanuddin

Pada tahun 1960, waktu ada keinginan dari Universitas Hasanuddin untuk melestarikan sejarah daerah Sulawesi dalam pelayaran nasional, dimana sejarah telah membuktikan bahwa sejak dulu kala nenek moyang kita yang berada di daerah Sulawesi Selatan mampu berlayar mengarungi samudra luas sampai ke Pulau Madagaskar hanya dengan menggunakan perahu-parahu “phinisi” yang berasal dari daerah Bugis Makassar dan Mandar. Pada waktu itu ada suatu proyek pemerintah yang justru ingin mengembangkan Universitas Patimura sebagai Universitas kemaritiman. Hal ini oleh Universitas Hasanuddin di bawah pimpinan Prof.Arnold Mononutu dianggap kurang tepat kalau proyek ini dilaksanakan di Universitas Patimura, karena sesuai kenyataan bahwa orang-orang Sulawesi Selatan lebih banyak mengetahui tentang perkembangan perkapalan dan pelayaran sehingga hal ini sebenarnya harus dilaksanakan oleh Universitas Hasanuddin. Pada waktu yang bersamaan, ada sekelompok tenaga-tenaga ahli teknik bangunan kapal yang berdomisili di Jakarta, belum lama kembali dari luar negeri menyelesaikan studinya, diantaranya: bapak Moh.Nazir, Sularto, Tri Witono, Widisono,. Beliau pada waktu itu bekerja pada salah satu instansi pemerintah di Jakarta yang di anggap ketat dan kaku dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan, sehingga beliau merasakan ketidakpuasan dalam bekerja. Karena ketidakpuasan ini, maka belaiau ingin terjun kedalam suatu hal yang bermanfaat, yaitu ingin mengabdi pada bangsa dan negara dengan mengembangkan disiplin ilmu perkapalan yang dimilikingya demi perkembangan teknologi perkapalan di Negara Republik Indonesia.

Untuk pertama kalinya, Bapak Moh.Nazir, merintis jalan, dengan pulang pergi Jakarta-Ujung Pandang untuk mengadakan pembicaraan dengan rekan-rakannya, sehingga tibalah pada suatu saat dimana tenaga-tenaga ahli perkapalan (Moh.Natzir Cs) diundang oleh Universitas Hasanuddin untuk mengadakan pertemuan dengan Rektor, Prof.Arnold Mononutu, yang mana pada saat itu didukung sepenuhnya oleh Bapak Pangdaeral VII (M.Panggabean).

Waktu yang digunakan untuk memberikan kuliah pada saat itu satu minggu selama satu sampai dua bulan, dimana minimal waktu yang digunakan dalam satu hari adalah delapan jam. Menurut Bapak Wibisono (wawancara tanggal 26 Desember 1984) bahwa jadwal kuliah selama seminggu adalah : dari jam 8.00 pagi sampai dengan 12.00 siang disambung jam 14.00 sampai dengan gelap (sampai mahasiswa tidak dapat membaca tulisan di papan tulis).

Adapun hari-hari dimana perkuliahan tidak diisi oleh dosen terbang, digunakan untuk asistensi gambar oleh mahasiswa, dimana yang ditugaskan pada ssaat itu oleh Departemen Perkapalan Fakultas Teknik adalah Bapak M.Zaini (Bagian Administrasi Jurusan Teknik Perkapalan saat itu).

Perjalanan kuliah ini dikatakan lancar selama 3 tahun (dari tahun 1960 s/d 1963) sampai apda suatu saat tertentu di tahun 1963 dimana sikon (situasi dan kondisi) Unhas tidak memungkinkan lagi untuk membiayai Dosen terbang datang di Makassar (faktor keuangan tidak memungkinkan lagi), sehingga pada saat itulah berakhirnya kegiatan dosen terbang.

Keep On Fighting Till The End...

JAYALAH PERKAPALAN.......

1 komentar: